Varietas
Unggul Baru Inpari 38, 39, 41 untuk Lahan Sawah Tadah Hujan
Ancaman kekeringan terhadap
produksi padi dapat disebabkan oleh frekuensi El Nino yang meningkat akibat
pemanasan global, atau permasalahan teknis terkait irigasi. Ekosistem padi yang
peka terhadap kekeringan adalah lahan sawah tadah hujan, lahan kering (gogo),
lahan rawa lebak (terminal-late drought), dan lahan sawah irigasi dengan teknik
pengelolaan irigasi yang kurang baik. Lahan sawah tadah hujan adalah lahan yang
memiliki pematang namun tidak dapat diairi dengan ketinggian dan waktu tertentu
secara kontinu. Oleh karena itu, pengairan lahan sawah tadah hujan sangat
ditentukan oleh curah hujan sehingga risiko kekeringan sering terjadi pada
daerah tersebut pada musim kemarau.Lahan sawah tadah hujan yang berpematang
berpeluang mendapatkan cekaman genangan air pada saat curah hujan tinggi dan
kekeringan apabila curah hujan rendah.
Terjadinya perubahan dari kondisi
lahan kering ke lahan tergenang atau sebaliknya, dapat menyebabkan masalah
serius dalam hal ketersediaan hara tanaman, gulma, serta serangan penyakit
terutama penyakit blas. Menanam varietas padi yang tahan adalah salah satu cara
pengendalian penyakit yang paling efektif dan efisien. Varietas padi untuk
lahan sawah tadah hujan yang memiliki sifat tahan terhadap penyakit blas masih
terbatas. Namun sangat diperlukan diversifikasi varietas tahan penyakit blas
untuk menanggulangi penyakit tersebut agar gen ketahanan tidak mudah patah.
Diperlukan sejumlah varietas dengan keragaman gen ketahanan yang luas yang
dianjurkan untuk ditanam oleh petani.
INPARI 38 TADAH HUJAN memiliki
hasil gabah kering giling 5.71 t/ha, potensi hasil 8.16 t/ha, berumur genjah,
dan agak toleran terhadap kekeringan. Varietas ini agak tahan terhadap penyakit
hawar daun bakteri strain III, tahan-agak tahan penyakit blas.
INPARI 39 TADAH HUJAN memiliki
hasil gabah kering giling 5.89 t/ha dengan potensi hasil 8.45 t/ha, berumur
genjah (115 ± 4 hari setelah sebar), dan agak toleran terhadap kekeringan, dan
tahan terhadap penyakit 4 ras blas.
INPARI 41 TADAH HUJAN memiliki
rata-rata hasil gabah kering giling 5.57 t/ha dengan potensi hasil 7.83 t/ha,
berumur genjah (114 hari), dan agak toleran terhadap kekeringan, serta
tahan-agak tahan terhadap penyakit blas.
Varietas-varietas unggul padi
tersebut berpeluang untuk meningkatkan hasil padi di lahan sawah tadah hujan
dan menekan kehilangan hasil akibat berkembangnya penyakit.
0 komentar:
Post a Comment