Merahkan Rabumu!

Ayo Merahkan Rabumu!

Ayo donorkan darahmu!

Ayo Donor Darah 8 November 2017 dan Donasi Buku 3-22 November 2017

Selamat Hari Raya Idul Adha

Himagrotek mengucapakan Selamat Hari Raya Idul Adha!

Ayo ikutan agrocomunity!

Bisa lebih tau tentang peminatan loh..

Selamat Hari Batik Nasional!

Himagrotek mengucapkan selamat hari Batik Nasional, Bangga menggunakan Batik!

Selamat Tahun Baru Hijriah!

Himagrotek mengucapkan selamat Tahun Baru Hijriah!

Selamat Hari Tani 2017!

Terima Kasih Atas Pengorbananmu Selama ini!

Thursday, March 3, 2016

Usahatani Bawang Merah dan Cabai Merah dengan Inovasi Pertanian

Perubahan iklim, keanekaragaman hayati, dan ketahanan pangan merupakan persoalan yang terkait erat satu sama lainnya. Perubahan iklim dan keanekaragaman hayati adalah dua hal yang jika tidak ditangani secara terintegrasi akan berpengaruh terhadap usahatani dan keamanan pangan.
Solusi untuk menjawab tiga isu tersebut yakni dengan penerapan inovasi teknologi. Menghadapi perubahan iklim yang tidak menentu, petani Indonesia harus menggunakan teknologi tanam, dengan menggunakan pupuk berimbang, pemilihan varietas yang adaptif, dan kalender tanam.
Usahatani sayuran khususnya bawang merah dan cabai merah memiliki resiko tinggi dan kendala yang dihadapi dalam budidaya, seperti serangan OPT (organisme pengganggu tanaman) yang dapat menggagalkan panen. Produktivitas tanaman yang rendah dan serangan hama/penyakit umumnya makin meningkat pada pertanaman di luar musim atau waktu off-season, yaitu mulai bulan Desember sampai bulan April dalam kondisi iklim normal.

Keberhasilan usahatani bawang merah dan cabai merah di musim hujan, ditentukan oleh kemampuan budidaya khususnya dalam mengatasi masalah hama/penyakit tanaman, pemilihan varietas, pengolahan lahan yang tepat dan pemupukan tanaman yang efisien.
Pengenalan sifat bawang merah dan cabai dari suatu varietas, khususnya kepekaan terhadap hama dan/atau penyakit, memudahkan dalam pemilihan varietas yang akan ditanam. Pemilihan varietas tamanan bawang merah dan cabai merah adaptif menjadi faktor keberhasilan usahatani sayuran.
Varietas bawang merah Sembrani dengan umur panen normal di dataran rendah 54-56 hari dan di dataran tinggi 68-75 hari, potensi hasil 9,0-24,0 t/ha dengan keunggulan tahan simpan sampai 4 bulan. Selain itu varietas bawang merah Trisula dengan umur panen normal 55 hari, potensi hasil 6,50-23,21 t/ha dengan keunggulan tahan simpan samapi 5 bulan.
Untuk pemilihan varietas cabai merah yaitu cabai merah Kencana dengan umur panen 95-98 hari setelah tanam, potensi hasil 18-19 t/ha, dan beradaptasi baik pada dataran rendah sampai dengan tinggi.
Informasi lebih lanjut :

Perangkap Likat Kuning untuk PHT

Pengendalian hama terpadu adalah pengendalian yang dilakukan untuk menekan penggunaan pestisida sintetik di pertanaman. Pengendalian hama terpadu (PHT) dilakukan secara fisik, mekanik, pergiliran dan rotasi tanaman lebih bersifat ramah lingkungan.
Pemantauan hama di pertanaman penting dilakukan untuk menentukan upaya preventif pengendalian hama, antara lain dengan menggunakan perangkap likat kuning (yellow sticky trap).
Serangga umumnya tertarik dengan cahaya, warna, aroma makanan atau bau tertentu, dimana warna yang disukai serangga biasanya warna-warna kontras seperti warna kuning cerah. Inilah yang menjadi dasar dibuatnya perangkap dengan menggunakan plastik/kertas berwarna kuning yang dilapisi dengan perekat agar hama tidak bisa terbang dan mati.

Pemasangan perangkap ini dilakukan sesuai dengan jenis tanaman yang ada di lahan. Aplikasi perangkap ini sebanyak 40 lembar per hektar, dengan ketinggian sesuai tanaman. Misalnya pada tanaman kedelai, ketinggian lokasi perangkap sekitar 100 cm agar perangkap dapat bekerja secara optimal.
Ketika hama terperangkap telah memenuhi sebagian besar permukaan perangkap atau 15 hari setelah pemasangan, maka perlu dilakukan penggantian dengan perangkap yang baru.
Perangkap likat kuning mampu mengendalikan beberapa hama yang sering muncul di pertanaman, seperti lalat buah, wereng, aphids, thrips, kutu, ngengat, dan kepik. Perangkap likat kuning ini dapat dijadikan solusi untuk petani dalam pengendalian hama di lapangan.
Pemanfaatan perangkap ini dapat menjadi indikator populasi hama di area pertanaman, sehingga saat ditemukan hama tertentu yang populasinya telah melebihi ambang batas maka dapat segera dilakukan pengendalian hama tersebut secara khusus. Dengan perangkap likat kuning, produktivitas tanaman meningkat dan biaya pestisida sintetik dapat ditekan.

Informasi lebih lanjut : Balai Penelitian Lingkungan Pertanian

Potensi Pengembangan Minyak Atsiri

Industri obat-obatan, parfum, kosmetika, pengolahan makanan/minuman, aromaterapi, dan lain-lain,  menyebabkan kebutuhan  akan minyak atsiri semakin besar, baik dari segi volume maupun jenisnya. Minyak atsiri mempunyai sifat anti bakteri, yang dapat digunakan dalam campuran pasta gigi, obat pencuci mulut dan dalam pembuatan obat tonik.
Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eterik, minyak esensial , minyak terbang, serta minyak aromatik, adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok alami. Di dalam perdagangan, hasil sulingan minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi.

Ragam minyak atsiri di pasaran internasional dan masih sedikitnya jenis yang diproduksi, memberikan gambaran bahwa peluang pasar ekspor dan pasar dalam negeri minyak atsiri masih terbuka lebar. Apalagi nilai impor minyak atsiri Indonesia masih besar. Hingga saat ini bahan-bahan minyak atsiri yang ada di pasaran masih diperdagangkan sebagai bahan mentah. Melalui teknologi sederhana seperti penyulingan bahan-bahan tersebut dapat dibuat menjadi minyak atsiri yang harganya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan diperdagangkan dalam bentuk bahan.
Minyak atsiri yang belum banyak diproduksi tetapi penggunaannya cukup luas dalam industri, seperti kayu manis, kapolaga, jahe, daun jeruk purut. Hal ini sangat disayangkan padahal bahan bakunya cukup tersedia di Indonesia.
informasi lebih lanjut :

Wednesday, March 2, 2016

Mengendalikan Lalat Buah pada Jeruk

Lalat buah (Bactrocera spp), merupakan salah satu hama penting pada jeruk. Kerusakan yang ditimbulkan oleh larvanya akan menyebabkan gugurnya buah sebelum mencapai kematangan yang diinginkan. Hal ini sangat merugikan karena dapat menghambat peningkatan produksi dan mutu buah. Buah yang terserang mudah dikenali dengan adannyaperubahan warna kulit di sekitar tanda sengatan dan terjadinya pembusukan buah dengan cepat. Pada buah yang terserang biasanya terdapat lubang kecil di bagian tengah kulitnya/. Hal tersebut disebabkan oleh larva lalat buah yag hidup di dalam buah yang hampir masak sehingga menyebabkan buah menjadi busuk. Apabila dibelah pada daging buah terdapat belatung-belatung kecil yang biasanya meloncat apabila tersentuh.

Pada jeruk, lalat buah paling banyak menyerang pamelo (citrus grandis) dan sedikit yang menyerang jeruk manis (C.sineis) serta jeruk jenis lain. Pada pamelo serangan lalat buah menyebabkan kerugian 30-60% kadang-kadang bersamaan dengan serangan penggerek buah (Citripestis segittiferella), sehingga agak sulit membedakan kedua hama tersebut. Jenis lalat buah yang menyerang jeruk di Indonesia dilaporkan ada 4 jenis yairu B. Carambolae, B. Papaye, B. Dorsalis dan B.Cucurbitae.
Lalat buah peka terhadap lingkungan yang kurang baik. Pada kondisi lingkungan yang kurang baik. Pada kondisi lingkungan yang optimal mamu menghasilkan populasi tinggi. Suhu optimal mampu menghasilkan populasi tinggi. Suhu optimal untuk perkembangan lalat buah + 26oC dengan kelembaban realatif 70%. Kelembaban tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan pupa. Kelembaban tanah yang paling baik untuk stadia pupa antara 0-9%. Cahaya mempunyai pengaruh langsung terhadap perkembangan lalat buah, dimana lalat buah betina akan meletakkan telur lebih cepat pada kondisi yang terang, sebaliknya pupanya tidak akan menjadi dewasa apabila terkensa sinar.
PENGENDALIAN
Berdasarkan hasil monitoring pengandalian lalat buah dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknologi yang dapat diaplikasikan yaitu :
  • Pengandalian fisik dengan pembungkusan buah mulai umur 1.5 bulan untuk mencegah oviposisi(peletakan telur)pada buah. Pembungkusan dapat dilakukan dengan menggunakan kertas semen atau kantong plastik.
  • Sanitasi kebun, memusnahkan buah jeruk yang terserang baik yang masih dipohon maupun yang sudah gugur dengan cara membenamkan ke dalam tanah atau membakarnya, dengan tujuan mematikan larva yang ada di tanah.
  • Penggunaan atraktan/perangkap lalat buah jantan dengan senyawa Methyl Eugenol (ME) yang dikombinasikan dengan insektisida untuk menangkap lalat jantan sekaligus mengendalikan.
  • Pengendalian mekanis dengan tanah di bawah tajuk dan pengasapan secara berkala agar pupa tidak menjadi dewasa dan untuk mengusir lalat dewasa.
  • Pengendalian dengan pelepasan serangga mandul yang dihasilkan dengan teknik radiasi. Pengendalian ini masih merupakan pengendalian yang mahal.
  • Pengendalian biologi, yaitu dengan memanfaatkan parasitoid dan predator yang ada di alam seperti Biosteres sp., Opius sp., semut dan laba-laba

Pembuatan dan Pemasangan Perangkap
Cara yang cukup sederhana dan murah untuk membuat perangkap lalat buah adalah dengan menggunakan botol/wadah bekas air minum yang lehernya berbentuk kerucut. Bagian tabung yang berbentuk kerucut dipotong, kemudian dipasang kembali secara terbalik, bagian mulut tabung mengahdap ke dalam tabng kemudian bagian sambungan direkatkan dengan lem/selotip.
Atraktan/bahan perangkap dipasang pada medium kapas yang dipilin sampai sebesar ibu jari kemudian diikat dengan kawat kecil sedemikian rupa sehingga menggantung pada bagian tengah tabung perangkap. Bahan atraktan diteteskan pada kapas sampai basah namun tidak menetes, gantungkan perangkap pada cabang atau ranting tanaman dibagian tajuk pohon. Pemasangan perangkap dilakukan sejak buah pentil (umur 1.5 bulan) sampai buah panen dan pemberian antraktan diulang setiap satu bulan. Setiap satu hektar pertanaman dapat dipasang 15-25 perangkap.
Informasi lebih lanjut : Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika


Asap Cair Tempurung Kelapa Bisa untuk Biopestisida

Selama ini, masih banyak yang melihat tempurung kelapa sebagai limbah pengolahan buah kelapa. Umumnya pemanfaatan tempurung itu hanya sebagai bahan pembuatan arang. Menjawab tantangan untuk berinovasi, BPTP Riau memperkenalkan teknologi pembuatan asap cair dari tempurung kelapa.
Provinsi Riau, terutama Kabupaten Indragiri Hulu merupakan sentra perkebunan kelapa dengan total populasi pohon kelapa lebih dari 66 juta pohon. Potensi produksi tempurung kelapa dari sejumlah pohon tersebut melebihi 138.775 ton per satu kali periode panen. Dalam setahun, pohon kelapa dapat dipanen sebanyak 4 kali. Dengan demikian, total produksi tempurung dapat mencapai lebih dari 500 ribu ton tempurung dalam setahun. Oleh karena itulah, inovasi pembuatan asap cair dari BPTP Riau sangat bermanfaat untuk mengatasi melimpahnya limbah tempurung kelapa di Provinsi Riau.

Pada prinsipnya, teknologi pembuatan asap cair dari tempurung kelapa cukup sederhana, yaitu teknologi pirolisis (pembakaran untuk menghasilkan asap) dan teknologi kondensasi (pengembunan asap menjadi cair). Alat pembakarannya pun sangat mudah diperoleh karena dapat menggunakan drum bekas. Yang perlu diperhatikan adalah teknik untuk mempertahankan agar proses pembakaran tetap berlangsung hingga tempurung terbakar habis.
Setelah diperoleh asap cair dari dua teknologi tersebut, selanjutnya asap cair dimurnikan. Teknik pemurnian asap cair dilakukan dengan pengendapan dan penyulingan atau redestilasi. Dari dua teknik ini dapat dihasilkan asap cair murni grade 1 yang berwarna bening, rasa sedikit asam, dan aman sebagai zat tambahan untuk produk makanan.
Selain grade 1, teknik pemurnian juga menghasilkan asap cair grade 2 yang berwarna coklat terang, rasa dan aroma asam agak kuat, serta cocok sebagai bahan biopestisida. Sedangkan asap cair grade 3 yang dihasilkan berwarna hitam pekat, aroma asap kuat, agak lengket, dan cocok untuk dijadikan pengawet kayu.

Informasi lebih lanjut: BPTP Riau

Manfaat Lain Kulit Jeruk

Dalam kehidupan sehari-hari, buah jeruk umumnya hanya dimanfaatkan bagian daging buah untuk kepentingan konsumsi. Sementara kulit buahnya dibuang begitu saja, padahal kulit jeruk dapat diolah kembali menjadi minyak atsiri yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi.
Minyak atsiri merupakan salah satu hasil olahan tumbuhan yang mempunyai nilai penting bagi kehidupan manusia, diantaranya untuk industri kosmetik, makanan olahan, kesehatan, dan pengendalian organisme pengganggu tanaman. Minyak atsiri jeruk memiliki karakter yang dibutuhkan untuk keperluan tersebut.
Macam minyak atsiri jeruk sebenarnya dibedakan berdasarkan asal variates jeruk yang digunakan.  Secara umum kulit semua  varietas jeruk bisa diambil/diekstrak minyak atsirinya, tetapi hanya bahan baku kulit beberapa varietas jeruk saja yang tersedia cukup banyak seperti jeruk manis, jeruk besar, jeruk siam, jeruk siam madu, jeruk purut, jeruk nipis, dan jeruk keprok.
Ekstraksi minyak atsiri dari kulit jeruk dapat dilakukan  dengan beberapa cara seperti pengepresan dingin, menggunakan bahan pelarut, maupun dengan distilasi. Prinsip dasar metode distilasi adalah uap dari air digunakan untuk mengangkat minyak atsiri dari dalam jaringan kulit jeruk dan kemudian didinginkan dengan air mengalir.
Hasil yang diperoleh adalah campuran air dan minyak yang karena perbedaan berat jenis akan terpisah dimana lapisan minyak ada di atas sedangkan lapisan air ada di bawah. Lapisan minyak kemudian diambil menggunakan pipet dan dimasukkan dalam botol berwarna gelap. Penyimpanan sebaiknya dilakukan di dalam lemari pendingin karena memiliki suhu rendah dan terhindar dari paparan sinar matahari.
Saat ini, pola perilaku konsumen banyak mengarah pada kesukaan terhadap produk yang berbau alami. Produk minyak atsiri jeruk baik yang digunakan untuk aroma terapi maupun pengharum ruangan.

Tuesday, March 1, 2016

WIKIGROPEDIA

Mading atau majalah dinding merupakan program kerja Departemen Kominfo (Komunikasi dan Informasi) dari Himagrotek. Proker ini merupakan proker yang sakti banget, bagaimana nggak? Proker ini gak bisa diutak-atik mau ada atau nggak, bukannya mau ngeluh atau gimana tapi buat mading gak semudah yang kalian bayangkan, hahaha. Kita harus mencari informasi yang akan dimasukkan pada konten mading, mencari tema, dan serta mencocokan jadwal temen-temen Kominfo biar bisa buat bareng. Mimin pikir alasan yang terakhir tadi yang paling susah, hahaha karena temen-temen Kominfo juga mempunyai kesibukan masing-masing, tapi kita tetap mengusahakan untuk mengerjakannya.

Oke, kita sudahi basa-basinya, hehehe. Mading kita ini mempunyai nama lhoo, yaitu WIKIGROPEDIA. Nama ini bukan tanpa alasan ya ujug-ujug ngasih nama, tapi nama ini juga mempunyai kepanjangan dan arti lhoo. Mau tau apa kepanjangannya? Kepanjangan dari Wikigropedia adalah Wall of Informations, Knowledges, and Communications Agrotechnology Encyclopedia. Mimin mohon maaf buat temen-temen yang gak tau bahasa Indonesianya, hehehe mungkin nilai Bahasa Inggris temen-temen ahhhh, lupakan, hahaha. Mading kita ini kalau dicari lewat Google Maps gak bakal bisa ketemu lhoo, namanya juga Mading Sakti, hehehe. Mading kita yang terbuat dari Kayu Epic ini terletak di depan kelas B.1.06 deket WC, katanya sih tempat itu setrategis soalnya banyak yang nongkrong buat ngantri ke WC, hehehe.

WIKIGROPEDIA kita terbit setiap bulan, bukan terbit sembarangan tapi ada tanggalnya lhoo walaupun ngaret, hehehe. Mading kita ini mempunya konten-konten yang memberikan informasi kepada teman-teman pembaca seperti Profil Pengurus yang dibedakan tiap Departemen/PH, Kegiatan yang sudah  dilaksanakan atau belum dilaksanakan, Profil Dosen/Mahasiswa berprestasi, informasi seputar dunia pertanian, foto-foto kegiatan, serta Opini Agrotekers.

Wikigropedia kita direncanakan 6 kali terbit karena pada bulan-bulan libur semester kita off. Setiap Mading yang terbit mempunyai tema-tema sendiri yang unik lhoo, oke ini dia dokumentasi tiap Wikigropedia kita yang terbit setiap bulan, kita mulai berhitung ya...

Satu...!!! Mading pertama kita bertemakan taman himagrotek. Mikirnya awalnya sih bukan taman, tapi kog jadinya taman ya, hahaha.

Dua...!!! hhhmm, nama temanya Hijau-Hijau gitu. Mading yang satu ini agak ribet juga soalnya pakai rumbai-rumbai yang butuh bertahun-tahun buatnya, hehehe.

Tiga...!!! Wikigropedia yang satu ini bertemakan Hortikultura, jadi ada buah-buahan serta sayur-sayuran, yang mikir tema ini jago banget dah...

Empat...!!! Temanya apa ya, pokoknya tanaman-tanaman yang ada dibotol gitu deh. Intinya gak selamanya didalem botol isinya minuman kadang juga tanaman.

Lima...!!! Tanah atau mungkin SIG (Sistem Informasi Geografis) yang menginspirasi kita sebagai tema mading ke lima ini



Enam...!!! On progress...