Lalat buah (Bactrocera spp),
merupakan salah satu hama penting pada jeruk. Kerusakan yang ditimbulkan oleh
larvanya akan menyebabkan gugurnya buah sebelum mencapai kematangan yang
diinginkan. Hal ini sangat merugikan karena dapat menghambat peningkatan
produksi dan mutu buah. Buah yang terserang mudah dikenali dengan
adannyaperubahan warna kulit di sekitar tanda sengatan dan terjadinya
pembusukan buah dengan cepat. Pada buah yang terserang biasanya terdapat lubang
kecil di bagian tengah kulitnya/. Hal tersebut disebabkan oleh larva lalat buah
yag hidup di dalam buah yang hampir masak sehingga menyebabkan buah menjadi
busuk. Apabila dibelah pada daging buah terdapat belatung-belatung kecil yang
biasanya meloncat apabila tersentuh.
Pada jeruk, lalat buah paling banyak
menyerang pamelo (citrus grandis) dan sedikit yang
menyerang jeruk manis (C.sineis) serta jeruk jenis lain.
Pada pamelo serangan lalat buah menyebabkan kerugian 30-60% kadang-kadang
bersamaan dengan serangan penggerek buah (Citripestis segittiferella),
sehingga agak sulit membedakan kedua hama tersebut. Jenis lalat buah yang
menyerang jeruk di Indonesia dilaporkan ada 4 jenis yairu B. Carambolae, B.
Papaye, B. Dorsalis dan B.Cucurbitae.
Lalat buah peka terhadap lingkungan yang
kurang baik. Pada kondisi lingkungan yang kurang baik. Pada kondisi lingkungan
yang optimal mamu menghasilkan populasi tinggi. Suhu optimal mampu menghasilkan
populasi tinggi. Suhu optimal untuk perkembangan lalat buah + 26oC dengan
kelembaban realatif 70%. Kelembaban tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan
pupa. Kelembaban tanah yang paling baik untuk stadia pupa antara 0-9%. Cahaya
mempunyai pengaruh langsung terhadap perkembangan lalat buah, dimana lalat buah
betina akan meletakkan telur lebih cepat pada kondisi yang terang, sebaliknya
pupanya tidak akan menjadi dewasa apabila terkensa sinar.
PENGENDALIAN
Berdasarkan hasil monitoring pengandalian lalat buah dapat dilakukan dengan
beberapa cara atau teknologi yang dapat diaplikasikan yaitu :
- Pengandalian fisik dengan pembungkusan buah mulai umur 1.5 bulan untuk mencegah oviposisi(peletakan telur)pada buah. Pembungkusan dapat dilakukan dengan menggunakan kertas semen atau kantong plastik.
- Sanitasi kebun, memusnahkan buah jeruk yang terserang baik yang masih dipohon maupun yang sudah gugur dengan cara membenamkan ke dalam tanah atau membakarnya, dengan tujuan mematikan larva yang ada di tanah.
- Penggunaan atraktan/perangkap lalat buah jantan dengan senyawa Methyl Eugenol (ME) yang dikombinasikan dengan insektisida untuk menangkap lalat jantan sekaligus mengendalikan.
- Pengendalian mekanis dengan tanah di bawah tajuk dan pengasapan secara berkala agar pupa tidak menjadi dewasa dan untuk mengusir lalat dewasa.
- Pengendalian dengan pelepasan serangga mandul yang dihasilkan dengan teknik radiasi. Pengendalian ini masih merupakan pengendalian yang mahal.
- Pengendalian biologi, yaitu dengan memanfaatkan parasitoid dan predator yang ada di alam seperti Biosteres sp., Opius sp., semut dan laba-laba
Pembuatan dan
Pemasangan Perangkap
Cara yang cukup sederhana dan murah untuk membuat perangkap lalat buah
adalah dengan menggunakan botol/wadah bekas air minum yang lehernya berbentuk
kerucut. Bagian tabung yang berbentuk kerucut dipotong, kemudian dipasang
kembali secara terbalik, bagian mulut tabung mengahdap ke dalam tabng kemudian
bagian sambungan direkatkan dengan lem/selotip.
Atraktan/bahan perangkap dipasang pada medium kapas yang dipilin sampai
sebesar ibu jari kemudian diikat dengan kawat kecil sedemikian rupa sehingga
menggantung pada bagian tengah tabung perangkap. Bahan atraktan diteteskan pada
kapas sampai basah namun tidak menetes, gantungkan perangkap pada cabang atau
ranting tanaman dibagian tajuk pohon. Pemasangan perangkap dilakukan sejak buah
pentil (umur 1.5 bulan) sampai buah panen dan pemberian antraktan diulang
setiap satu bulan. Setiap satu hektar pertanaman dapat dipasang 15-25
perangkap.
Informasi lebih lanjut : Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika
0 komentar:
Post a Comment