Merahkan Rabumu!

Ayo Merahkan Rabumu!

Ayo donorkan darahmu!

Ayo Donor Darah 8 November 2017 dan Donasi Buku 3-22 November 2017

Selamat Hari Raya Idul Adha

Himagrotek mengucapakan Selamat Hari Raya Idul Adha!

Ayo ikutan agrocomunity!

Bisa lebih tau tentang peminatan loh..

Selamat Hari Batik Nasional!

Himagrotek mengucapkan selamat hari Batik Nasional, Bangga menggunakan Batik!

Selamat Tahun Baru Hijriah!

Himagrotek mengucapkan selamat Tahun Baru Hijriah!

Selamat Hari Tani 2017!

Terima Kasih Atas Pengorbananmu Selama ini!

Wednesday, December 20, 2017

INFO PERTANIAN

Serangan tungau merah pada titik tumbuh dan tunas pada ubi kayu dapat menyebabkan pembentukan daun berkurang, ruas batang memendek, penurunan produktivitas tanaman, serta mempengaruhi kuantitas dan kualitas bahan tanam.Serangan tungau merah yang parah dapat menyebabkan kematian tanaman ubi kayu, tergantung lama serangan dan umur tanaman. Serangan hama tungau merah dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan semua daun luruh dan kehilangan hasil/

Pengendalian serangan hama tungau merah bisa dilakukan secara biologi, kultur teknis, dan kimiawi. Pengendalian secara biologi dilakukan dengan menggunakan musuh alami (predator) yang ada di alam. Predator tungau yang paling penting adalah: (1) Oligota minuta untuk Mononychellus tanajoa, (2) Stethorus tridens untuk T. urticae dan T. cinnabarinus, dan (3) Phytoseiidae.

Pengendalian dengan cara kultur teknis dengan memilih bahan tanam dan pengairan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan populasi tungau merah. Tanaman ubi kayu yang terserang tungau merah diairi (digenangi) selama 30 menit, disemprot dengan air menggunakan tekanan yang kuat dapat mengendalikan populasi tungau merah. Irigasi yang memadai merupakan cara yang penting untuk mengendalikan populasi tungau, karena tanaman yang tercekam kekeringan mudah terserang tungau. Tanaman terserang dicabut dan dibakar untuk menghindari penyebaran tungau yang lebih luas.
Pengendalian tungau merah dengan cara kimia sering menyebabkan resistansi silang yang luas di dalam dan di antara kelas pestisida, sehingga menyebabkan resistensi terhadap pestisida yang baru dalam kurun waktu 2‒4 tahun. Banyak aspek biologi tungau merah yang menyebabkan terjadinya perubahan resistensi yang cepat terhadap pestisida, diantaranya perkembangan yang pesat, daya tetas tinggi, dan penentuan seks haplodiploid.
Penggunaan insektisida dalam spektrum luas sering menyebabkan predator tungau mati, dan berakibat pada munculnya wabah tungau, sehingga penggunaan pestisida perlu dihindari. Semprotan air, minyak, insektisida, atau sabun dapat digunakan untuk pengendalian tungau merah. Sebelum melakukan penyemprotan, pemantauan tingkat populasi tungau harus dilakukan.

Aplikasi insektisida untuk pengendalian tungau merah harus memperhatikan cara penyemprotan. Cakupan yang luas dari penyemprotan sangat penting ketika melakukan aplikasi miticides, bagian bawah daun harus menjadi target penyemprotan supaya terjadi kontak antara insektisida yang diaplikasikan dengan tungau sebanyak mungkin, karena sisi bawah daun merupakan tempat berkumpulnya tungau merah. Aplikasi insektisida dilakukan pada interval 5‒10 hari. Telur tungau yang belum menetas tidak terpengaruh oleh sebagian miticides. Hal yang sama kemungkinan juga terjadi pada larva dan nimfa yang mengalami pergantian kulit (molting). Selama molting, tungau tetap tidak aktif di bawah bekas kulit yang berfungsi sebagai penghalang terhadap insektisida. Pada fase ini tungau juga tidak makan, yang menyebabkan insektisida yang bersifat sistemik tidak berpengaruh. Apabila aplikasi hanya dilakukan sekali, maka tungau dapat bertahan hidup.

Pengendalian hama tungau merah dapat dilakukan dengan aplikasi akarisida seperti Challenger, Ortus, Vertimec dan Delmite, karena efek samping terhadap predator lebih rendah atau bahkan dapat diabaikan.

Pengendalian tungau merah pada intensitas serangan ringan hingga sedang dengan menggunakan dikofol 2 ml/l mampu menekan serangan sebesar 90,83% hingga 98,62%, sedangkan pengendalian pada intensitas serangan sedang hingga tinggi hanya mampu menekan tingkat serangan sebesar 18,40% hingga 62,48%. Pengendalian terhadap tungau merah berdampak pada peningkatan rata-rata hasil umbi dari 22,56 t/ha menjadi 26,96 t/ha.(TS/FZP)


Wednesday, November 29, 2017

INFO PERTANIAN

Cara Petani Madura Olah Singkong Jadi Kerupuk


Dalam "katalog" pertanian Indonesia, menanam singkong bukan prioritas utama petani. Salah satu sebabnya, nilai keekonomian singkong kalah dibanding komoditas pertanian lain, seperti padi, jagung, kacang tanah, dan cabai. Singkong hanya ditanam di lahan yang dianggap tidak terlalu produktif.

Namun, petani di Desa Jaddih, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. Punya cara "memuliakan" singkong sehingga harganya lebih ekonomis bahkan tak malu untuk dijadikan buah tangan. Mereka olah singkong jadi kerupuk.

Ide kreatif itu barangkali muncul karena kondisi alam di Desa Jaddih. Lahan di sana, baik sawah dan tegalan, merupakan tadah hujan. Kondisi itu membuat petani Jaddih hanya bertani sekali dalam setahun, yakni saat musim hujan. Saat kemarau, aktivitas pertanian berhenti total.

Karena hanya bercocok tanam sekali dalam setahun, komoditas utama pertanian di Jaddih tak beragam, hanya padi dan kacang tanah. Padi ditanam di sawah, kacang ditanam di lahan tegalan. Khusus di lahan tegalan, petani menerapkan sistem bercocok tanam "tumpang sari". Maksdunya, dalam satu lahan ada dua jenis yang ditanam, yaitu kacang dan singkong. Singkong ditanam di pinggiran pematang.

Sistem tumpang sari rupanya jadi penyelamat. Saat kemarau, dapur tetap ngebul. Selain merawat ternak, petani mengisi waktu dengan jadi perajin kerupuk singkong.

"Hasilnya cukup buat menyambung hidup dan membiayai anak di pesantren," kata Mardiyah, warga Jaddih yang menekuni olahan kerupuk singkong.

Saat saya temui, Mardiyah sedang menjemur kerupuk di teras langgar. Dia memakai caping untuk menghalau terik matahari. Ada dua jenis kerupuk yang ia jemur, satu polosan dan satu lagi diberi pewarna makanan. Ia memberi kombinasi warna merah, kuning, dan hijau agar tampilan lebih menarik pembeli.

"Harganya sama, Rp 11 ribu per kilogram," kata dia.

Mardiyah menjelaskan, kerupuk singkongnya laris manis dan dia tak perlu menjualnya ke pengepul di pasar. Pembeli datang langsung ke rumahnya. Biasanya untuk dijadikan camilan atau oleh-oleh.

"Kalau lagi sepi pembeli, terpaksa dijual ke pengepul," ujar dia.

Tuesday, November 7, 2017

Lepas Sambut Sarjana Pertanian

Pasca Yudisium dan Pasca Wisuda


Hari selasa tanggal 12 September 2017 Universitas Jenderal Soedirman melaksanakan wisuda ke-126 Periode bulan Sebtember 2017 dengan melepas mahasiswa dan mahasiswi sebanyak 1.829 lulusan dengan 160 lulusan dari program studi Agroteknologi. Bertempat di Graha Widyatama UNSOED acara wisuda tersebut digelar.

Himagrotek melalui Departemen Pengkaderannya mengadakan perayaan wisuda yang menjadi salah satu program kerja wajib dari Departemen Pengkaderan pada saat periode wisuda telah tiba. Program kerjanya berupa pemberian penghargaan kepada para lulusan mahasiswa dan mahasiswi program studi agroteknologi yang telah melalui rangkaian acara wisuda.

 Foto pengurus himagrotek periode 2017/2018 bareng wisudawati
yang lulus pada periode wisuda bulan September 2017
Perayaan wisuda yang dilakukan oleh Departemen Pengkaderan sendiri dilaksanakan dengan dihadiri oleh pengurus Himagrotek periode 2017/2018 bertujuan untuk memberikan apresiasi dan ucapan selamat dan kenang-kenangan kepada mahasiswa dan mahasiswi program studi Agroteknologi yang telah menjadi alumni. Doa kita kepada alumni semoga para alumni dapat memberikan ilmu yang telah didapatkan ke masyarakat serta berguna bagi bangsa dan negara.

 Salah satu foto wisudawan yang lulus pada periode wisuda bulan September 2017


INFO PERTANIAN

Varietas Unggul Baru Inpari 38, 39, 41 untuk Lahan Sawah Tadah Hujan
Ancaman kekeringan terhadap produksi padi dapat disebabkan oleh frekuensi El Nino yang meningkat akibat pemanasan global, atau permasalahan teknis terkait irigasi. Ekosistem padi yang peka terhadap kekeringan adalah lahan sawah tadah hujan, lahan kering (gogo), lahan rawa lebak (terminal-late drought), dan lahan sawah irigasi dengan teknik pengelolaan irigasi yang kurang baik. Lahan sawah tadah hujan adalah lahan yang memiliki pematang namun tidak dapat diairi dengan ketinggian dan waktu tertentu secara kontinu. Oleh karena itu, pengairan lahan sawah tadah hujan sangat ditentukan oleh curah hujan sehingga risiko kekeringan sering terjadi pada daerah tersebut pada musim kemarau.Lahan sawah tadah hujan yang berpematang berpeluang mendapatkan cekaman genangan air pada saat curah hujan tinggi dan kekeringan apabila curah hujan rendah.

Terjadinya perubahan dari kondisi lahan kering ke lahan tergenang atau sebaliknya, dapat menyebabkan masalah serius dalam hal ketersediaan hara tanaman, gulma, serta serangan penyakit terutama penyakit blas. Menanam varietas padi yang tahan adalah salah satu cara pengendalian penyakit yang paling efektif dan efisien. Varietas padi untuk lahan sawah tadah hujan yang memiliki sifat tahan terhadap penyakit blas masih terbatas. Namun sangat diperlukan diversifikasi varietas tahan penyakit blas untuk menanggulangi penyakit tersebut agar gen ketahanan tidak mudah patah. Diperlukan sejumlah varietas dengan keragaman gen ketahanan yang luas yang dianjurkan untuk ditanam oleh petani.


INPARI 38 TADAH HUJAN memiliki hasil gabah kering giling 5.71 t/ha, potensi hasil 8.16 t/ha, berumur genjah, dan agak toleran terhadap kekeringan. Varietas ini agak tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri strain III, tahan-agak tahan penyakit blas.


INPARI 39 TADAH HUJAN memiliki hasil gabah kering giling 5.89 t/ha dengan potensi hasil 8.45 t/ha, berumur genjah (115 ± 4 hari setelah sebar), dan agak toleran terhadap kekeringan, dan tahan terhadap penyakit 4 ras blas.


INPARI 41 TADAH HUJAN memiliki rata-rata hasil gabah kering giling 5.57 t/ha dengan potensi hasil 7.83 t/ha, berumur genjah (114 hari), dan agak toleran terhadap kekeringan, serta tahan-agak tahan terhadap penyakit blas.

Varietas-varietas unggul padi tersebut berpeluang untuk meningkatkan hasil padi di lahan sawah tadah hujan dan menekan kehilangan hasil akibat berkembangnya penyakit.  

Wednesday, November 1, 2017

INFO PERTANIAN

Metode Bercocok Tanam yang Cocok untuk
Generasi Milenial



Pertanianku – Mayoritas usia petani di Indonesia saat ini lebih dari 40 tahun. Padahal, sektor pertanian saat ini membutuhkan generasi muda yang dianggap lebih mumpuni guna mewujudkan kedaulatan pangan tanah air. Kenyataannya, generasi muda tidak banyak tertarik menjadikan profesi petani sebagai ladang usahanya. Hal ini karena banyak anak muda menilai menjadi seorang petani tidak akan membuatnya menjadi sukses. Padahal, pemikiran tersebut salah. Belakangan ini metode pertanian hidroponik hadir dan mampu membangkitkan minat generasi muda menjadi seorang petani modern dengan pendapatan yang fantastis.
Sistem pertanian ini diyakini mampu menjadi solusi untuk menarik minat generasi milenial tersebut. Sebab, menurut Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang Bandel Hartopo menjelaskan, pertanian hidroponik ini sangat jauh dari kesan kumuh. Pasalnya, pertanian hidroponik tak lagi membutuhkan tanah sebagai media utamanya. Hanya dengan memanfaatkan pipa paralon yang ditata sedemikian rupa, tanaman dapat tumbuh dengan baik. Namun, perlu dipastikan adanya aliran air dan nutrisi ke tanaman karena dua komponen ini menjadi kunci dalam pertanian sistem hidroponik. Media tanam yang digunakan pun bukan lagi tanah, melainkan arang sekam, spons, ataupun expanded clay.
Pemanfaatan pertanian sistem hidroponik tidak memerlukan lahan luas untuk penerapannya. Oleh karena itu, cara ini juga bisa diterapkan bagi masyarakat kota yang ingin bercocok tanam. “Inilah salah satu yang bisa mengatasi petani gurem dan pertanian di kota yang memiliki keterbatasan lahan,” jelas kepala balai besar pelatihan pertanian (BBPP) Lembang. Banyak tanaman yang bisa tumbuh baik melalui hidroponik, tentunya, bukan tanaman berbatang besar. Tanaman yang dapat tumbuh dengan sistem ini adalah tanaman sayuran dan buah seperti tomat, paprika, cabai, tanaman sayuran daun, melon, dan sebagainya. Nilai jual produk hasil hidroponik pun jauh lebih tinggi.
Sebagai contoh, Bandel menjelaskan, tanaman selada yang ditanam dengan cara hidroponik memiliki nilai tinggi karena tidak bersentuhan dengan tanah. Hal tersebut membuat tanaman selada jauh lebih bersih dibanding tanaman serupa dengan pertanian biasa “Bentuknya menarik untuk dimakan,” ungkap kepala balai besar pelatihan pertanian (BBPP) Lembang. Sistem hidroponik ini rupanya menarik mahasiswa asal Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Maria Garebi Banafanu. Mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Kupang ini bertolak dari tempat asalnya untuk mempelajari hidroponik di BBPP Lembang. Di Kupang sana, ia menceritakan, dalam jumlah terbatas sistem hidroponik telah diterapkan meski tidak maksimal.
Tanamannya kerdil karena terlalu panas, ujar perempuan 21 tahun tersebut. Ia menambahkan, mayoritas di NTT tanaman yang telah dimanfaatkan untuk hidroponik adalah tomat, cabai, paprika, dan melon. Menurutnya, yang menempuh magang selama dua bulan di BBPP Lembang, masalah tersebut terjadi karena screen house yang tidak bagus. Idealnya, kata dia, suhu dalam screen house atau rumah kaca bisa diatur pada angka 23 derajat Celsius. Sementara, suhu di Kupang mencapai 31 hingga 32 derajat Celsius. “Seharusnya screen uv di-double,” ujar kepala balai besar pelatihan pertanian (BBPP) Lembang. Screen uv tersebut memiliki kemampuan mengurangi intensitas yang masuk sehingga diharapkan dengan penambahan screen uv akan mampu menyaring sinar uv yang tinggi di Kupang dan membuat kondisi tanaman dalam rumah kaca lebih sejuk.

Wednesday, October 25, 2017

INFO PERTANIAN

Manfaat Beras Organik


Manfaat Beras Organik

Beras pada saat ini menjadi salah satu bahan pokok utama yang ada di Indonesia dan dikonsumsi setiap hari oleh sebagian besar penduduk Indonesia. Namun tidak sedikit ditimbulkan masalah kesehatan yang terjadi akibat terlalu banyaknya mengkonsumsi beras anorganik dan cenderung tidak sehat karena terlalu banyaknya penggunaan pestisida kimia, sehingga diperlukan solusi yang tepat dalam mengatasi masalah ini, salah satu cara pemecahannya yaitu dengan mengkonsumsi beras organik bersertifikat.

Beras organik bersertifikat merupakan sebuah solusi masa kini, karena dengan mengkonsumsi beras organik dapat menghindari dari berbagai penyakit yang disebabkan oleh penggunaan bahan kimia serta pestisida yang terkandung didalam berbagai jenis makanan termasuk yang ada didalam beras.. Beras Organik Medal Wangi merupakan produk yang dipasarkan oleh Medal Wangi Farm yang berkedudukan di Sumedang Jawa Barat, yang saat ini memberi solusi terbaik bagi yang ingin dan bermaksud mendapatkan beras berkualitas premium dan tentunya bersertifikat.

Jenis Beras Organik yang Ada di Indonesia
Ada beberap jenis beras organik yang beredar secara meluas diantaranya beras organik putih, merah dan beras organik hitam. Beras organik memiliki rasa dan aroma yang berbeda dengan beras anorganik, beras organik memiliki rasa yang pulen serta tidak mudah basi ketika sudah dimasak yang bisa bertahan sampai 2 hari, keunggulan lain dari beras organik hasil Indonesia dari berbagai pengalaman ternyata lebih unggul dibandingkan dengan beras dari India ataupun Thailan karena beras organik Indonesia lebih beraroma harum, lebih enak dan tahan lama. 
Beras organik memiliki keunggulan lain seperti untuk kesehatan, hal ini karena didalamnya mengandung banyak nutrisi mulai dari mineral, manfaat karbohidrat, glukosa, serta protein, sehingga tidak heran bila beras organik sangat baik dikonsumsi oleh penderita penyakit seperti gula darah / diabetes, penderita asam urat, jantung, kanker, vertigo, darah tinggi dan beberapa penyakit berbahaya lainnya.

Mengenal Manfaat dari Beras Organik

Beras Organik Putih
Beras organik putih menjadi salah satu beras yang banyak dikonsumsi, hal ini karena dianggap lebih familiar, wangi dan pulen. Beras organik putih memiliki banyak kandungan mineral juga nutrisi yang tinggi, shingga beras organik putih cocok bila dikonsumsi secara rutin

Beras Organik Merah 
Keunggulan beras organik merah yaitu memiliki rasa yang enak, bahkan ketika dikonsumsi tanpa sayuran ataupun lauk pauk. Sejak lama beras organik merah telah banyak difungsikan untuk membantu terapi penyakit, berikut beberapa manfaat yang dimiliki beras organik merah seperti:
·       1.     Bagus untuk menurunkan berat badan / program diet
·       2.    Mencegah datangnya beragam penyakit pada pencernaan
·        3.    Meningkatkan perkembangan otak
·        4.    Menurunkan kolesterol pada darah
·        5.    Mencegah datangnya gangguan sembelit
·        6.    Pembentukan energi karena mengandung banyak vitamin B1, B6, B12.
·        7.    Kandungan manfaat serat yang lebih tinggi
·        8.    Memiliki kandungan fosfor yang tinggi
·       9.     Mencegah datangnya penyakit degeneratif
·       10.   Membantu menyehatkan organ jantung
·       11.   Memiliki banyak kandungan asam amino
·       12.   Kaya akan fiber asam lemak
·       13.   Menyehatkan pembuluh darah
·       14.   Kaya akan vitamin B1 juga mineral
        
        Memiliki banyak kandungan magnesium yang membantu dalam menyeimbangkan aksi manfaat kalsium serta membantu menyehatkan kesehatan tulang.
        Manfaat yang tidak kalah pentingnya dari beras organik merah yaitu dapat memenuhi kebutuhan 21 % magnesium pada tubuh, selain itu didalamnya mengandung selenium yang berperan sebagai katalisator untuk memecah peroksida yang menjadi ikatan tidak bersifat toksik

Beras Organik Hitam
Beras organik hitam memiliki kandungan nutrisi yang lebih baik jika dibandingkan dengan jenis beras lain seperti merah dan putih, beras organik hitam memiliki rasa yang cukup dapat menggugah selera makan dan ketika di masak maka memiliki warna hitam yang pekat. Keunggulan beras organik hitam didalamnya mengandung  kandungan yang sangat baik seperti adanya kalori (352,46), protein (10,74%), fat (2,62%), karbohidrat (71,47%), dan dietary fiber (0,75%). Berikut beberapa keunggulan dari beras organik hitam, yaitu:
·        1.  Meningkatkan daya tahan tubuh sehingga tidak mudah sakit
·          Memperlambat terjadinya penuaan atau anti anging
·        3   Mencegah gangguan pada ginjal
·        4.  Kaya akan vitamin juga asam amino
·        5   Menghasilkan zat antikarsinogenik
·        6.  Menurunkan tekanan gula darah pada tubuh
·        7.  Mencegah datangnya kanker
·        8.  Kaya akan flavonoid bahkan 5 kali lipat dibandingkan beras biasa
·        9.  Memperbaiki kerusakan hati
·       10. Bagus untuk diet
·       11. Menurunkan tekanan darah

Sunday, October 22, 2017

Silaturahmi dan Kunjuan HIMAKUA (Himpunan Mahasiswa Akuakultur)

Hari Kamis tanggal 12 oktober 2017, betempat di Auditorium Fakultas Pertanian UNSOED. Diadakan sialturahmi dan kunjungan dari HIMAKUA UNSOED, unjungan dan silaturahmi ini bertujuan untuk lebih mendekatkan dan mengenalkan antara HIMAGROTEK dan HIMAKUA baik pengurus, program kerja dan ada juga membahas tentang pertanian Hidroponik yang dapat menjadi aquaponik.



Sekitar 85 orang hadir pada acara silaturahmi tersebut, baik dari pengurus HIMAGROTEK dan HIMAKUA. Acara silaturahmi ini berjalan dengan lancar walaupun pada awalnya terdapat gangguan hujan, tetapi tidak menyurutkan semangat pengurus HIMAGROTEK dan HIMAKUA untuk acara ini. Acara dimulai dari perkenalan pengurus yang pertama  adalah pengenalan pengurus dan program kerja per departemen HIMAGROTEK yang disampaikan oleh ketua umum HIMAGROTEK, dan dilanjutkan oleh pengenalan pengurus dan program kerja per divisi HIMAKUA yang disampaikan oleh ketua umum HIMAKUA.


Penjelasan tentang pertanian hidroponik

Pengenalan pengurus dan program kerja per departemen dari HIMAGROTEK
Pengenalan pengurus dan program kerja per divisi dari HIMAKUA

Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi tentang hidroponik yang disampaikan oleh depratemen keilmiahan HIMAGROTEK dan antusias dari pengrurus HIMAGROTEK dan HIMAKUA dibuktikan dengan ramainya sesi tanya jawab oleh pengurus lainya, dan adanya keterkaitan pertanian hidroponik menjadi aeroponik yang menjadi pembahasan utama sangat menarik untuk dapat dilaksanakannya kerjasama antara HIMAGROTEK dan HIMAKUA untuk merencanakan pertanian aquaponik tersebut. Di akhir acara adanya mercendise yang diberikan oleh HIMAKUA yang berupa sepasang boneka ikan hiu yang berwarna biru.

Mercendise yang diberikan oleh HIMAKUA sepasang boneka hiu
Semoga silaturahmi ini dapat berjalan terjalin dengan baik kedepannya


HIMAGROTEK?? Selalu Di Hati

Wednesday, October 11, 2017

semester 5

Ujian Akhir Semester
























Ujian Tengah Semester









semester 3

Ujian Akhir Semester


Dasar Agronomi 1

Dasar Agronomi 2



Dasar Agronomi 3


Dasar Agronomi 4


Dasar Agronomi 5

Fisiologi Tanaman 1


Fisiologi Tanaman 2


Fisiologi Tanaman 3

Genetika Tumbuhan 1


Genetika Tumbuhan 2.1


Genetika Tumbuhan 2.2

Hama Penting Tanaman Utama 1


Hama Penting Tanaman Utama 2


Kesuburan Tanah dan Pemupukan 1


Kesuburan Tanah dan Pemupukan 2

Mekanisasi Pertanian 1.1


Mekanisasi Pertanian 1.2


Mekanisasi Pertanian 1.3


Mekanisasi Pertanian 1.4


Mekanisasi Pertanian 1.5


Mekanisasi Pertanian 1.6


Mekanisasi Pertanian 1.7

Mekanisasi Pertanian 2.1


Mekanisasi Pertanian 2.2


Mekanisasi Pertanian 2.3


Mekanisasi Pertanian 2.4


Mekanisasi Pertanian 2.5


Mekanisasi Pertanian 2.6



Mikrobiologi Pertanian 1




Mikrobiologi 2


Mikrobiologi 3


Mikrobiologi 4

Rancangan Percobaan 1.1


Rancangan Percobaan 1.2


Rancangan Percobaan 2


Ujian Tengah Semester